Cari Blog Ini

Senin, 14 Mei 2012

pengertian komunikasi antar budaya


I. Pengertian Komunikasi

    Komunikasi Adalah Proses penyampaian pesan antara komunikator terhadap  komunikan melalui saluran-saluran tertentu baik secara verbal maupun non verbal dan  menghasilkan efek tertentu.

  Dalam kehidupan sehari-hari, tak peduli dimanapun berada, akan selalu berinteraksi  dan berkomunikasi dengan orang tertentu yang berasal dari kelompok, ras, etnik, ataupun  Negara lain. Berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya  menjadikan sebuah pengalaman baru yang selalu dihadapi. Berkomunikasi adalah kegiatan  yang popular dan bahkan selalu dilakukan dalam pergaulan manusia.

  Aksioma Komunikasi :“Manusia selalu berkomunikasi, manusia tidak dapat  menghindari komunikasi”

   “Manusia tidak bisa dikatakan berinteraksi sosial kalau dia tidak berkomunikasi  dengan cara atau melalui pertukaran informasi, ide-ide, gagasan, maksud serta emosi yg  dinyatakan dalam simbol-simbol dengan orang lain”.

   “55% dari komunikasi manusia dinyatakan dalam simbol non verbal, 38% melalui nada  suara, dan 7% komunikasi yang efektif dinyatakan dengan kata-kata”, Menurut Mehrabian  (1972)

  Sekelompok orang yang mengikuti arisan, atau kelompok organisasi, hanya bisa  tumbuh dan berkembang sebagai sebuah komunitas bahkan masyarakat, kalau setiap  anggotanya saling bertukar pengalaman, semakin hari semakin mendalam dan terjadi  berulang-ulang, sebagaimana yang dikatakan para ahli komunikasi, bahwa Komunikasi itu  meliputi usaha untuk menciptakan pesan, mengalihkan pesan, memberikan diri kita sebagai  sebuah tempat yakni dihati dan di otak orang lain untuk menerima pesan. Hasil dari  komunikasi bersama itu adalah pemahaman atas hubungan antar pribadi.

   Jane Pauley (1999), tiga komponen yang harus ada dalam peristiwa komunikasi,  sehingga kalau satu komponen kurang maka komunikasi tak akan terjadi. Yaitu :

     (1) Transmisi Informasi,

     (2)Transmisi Pengertian,

     (3) menggunakan simbol-simbol yang sama.

 

             II. Pengertian Komunikasi Antar Budaya

      Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mereka  yang berbeda latar belakang kebudayaan

      Hammer (1989) mengutip perumpamaan Wilbur Schramm (1982) menggambarkan  bahwa lapangan studi komunikasi itu ibarat sebuah oasis, dan studi komunikasi  antarbudaya itu dibentuk oleh ilmu-ilmu tentang kemanusiaan yang seolah nomadik lalu  bertemu di sebuah oase.

    Ilmu-ilmu sosial nomadik itu adalah antropologi, sosiologi, psikologi, dan hubungan  internasional.

     Guo-Ming Chen dan William J.Starosta mengatakan bahwa komunikasi antar budaya  adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing prilaku manusia  dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok.

     Komunikasi antarbudaya itu dilakukan :

 • Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang di pertentangkan.

 • Memalui pertukaran sistem simbol yang tergantung dari persetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan di buat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama

 • Sebagai pembimbing prilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap prilaku kita

 • Menunjukan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan berbagai cara.

  Sedangkan terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antar budaya. Hambatan  komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak  yang berbentuk fisik. Hambatan-hambatan tersebut adalah (Chaney & Martin, 2004, p. 11  – 12):

    1. Fisik (Physical)

    Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan,  kebutuhandiri, dan juga media fisik.

    2. Budaya (Cultural)

    Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial  yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.

    3. Persepsi (Perceptual)

    Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang  berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya  akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.

   4. Motivasi (Motivational)

    Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar,  maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan  tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi  sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.

   5. Pengalaman (Experiantial)

    Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak  memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi  dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.

   6. Emosi (Emotional)

    Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila  emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin  besar dan sulit untuk dilalui.

   7. Bahasa (Linguistic)

     Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan  penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata- kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.

   8. Nonverbal

  Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata
   tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi.
   9. Kompetisi (Competition)

    Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan  kegiatan lain sambil mendengarkan.





DAFTAR PUSTAKA
  Liliweri, Alo. 2004. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Pengertian Komunikasi Massa



Pengertian Komunikasi Massa


Komunikasi Massa – salah satu jenis komunikasi, selain Komunikasi Intrapersonal, Komunikasi Interpersonal, Komunikasi Kelompok, dan Komunikasi Organisasi.


Perkembangannya dimulai dari:
• Abad Penggunaan Isyarat & Lambang –e.g. gerak tangan atau volume suara;
• Abad Berbicara & Penggunaan Bahasa –huruf mewakili bunyi ujaran; 
• Abad Penggunaan Media Tulisan; 
• Abad Penggunaan Media Cetakan –penemuan mesin cetak di Mainz, Jerman, oleh John Guttenberg tahun 1455 yang dianggap sebagai awal lahirnya komunikasi massa. Dari sinilah kemudian berkembang media massa –koran, majalah, buku, radio, televisi, film, dan internet.


Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.


Komunikasi Massa adalah (ringkasan dari) komunikasi melalui media massa (communicating with media), atau komunikasi kepada banyak orang (massa) dengan menggunakan sarana media. Media massa sendiri ringkasan dari media atau sarana komunikasi massa.


Massa sendiri artinya “orang banyak” atau “sekumpulan orang” –kelompok, kerumunan, publik.


Bittner: Mass communication is messages communicated throught a massa medium to a large number of people.


William R. Rivers dkk. membedakan antara communication dan communications. Communication adalah proses berkomunikasi. Communications adalah perangkat teknis yang digunakan dalam proses komunikasi, e.g. genderang, asap, butir batu, telegram, telepon, materi cetak, siaran, dan film.


Edward Sapir: Communication = proses primer, terdiri dari bahasa, gestur/nonverbal, peniruan perilaku, dan pola perilaku sosial. Communications = teknik-teknik sekunder, instrumen dan sistem yang mendukung proses komunikasi, e.g. kode morse, telegram, terompet, kertas, pulpen, alat cetak, film, pemancar siara radio/TV.


William R. Rivers dkk.: 
Komunikasi Massa dapat diartikan dalam dua cara:
1. Komunikasi oleh media.
2. Komunikasi untuk massa.
Namun, Komunikasi Massa tidak berarti komunikasi untuk setiap orang. Pasalnya, media cenderung memilih khalayak; demikian pula, khalayak pun memilih-milih media.


Karakteristik Komunikasi Massa
William R. Rivers dkk.: 
1. Satu arah.
1. Selalu ada proses seleksi –media memilih khalayak.
2. Menjangkau khalayak luas.
3. Membidik sasaran tertentu, segmentasi.
4. Dilakukan oleh institusi sosial (lembaga media/pers); media dan masyarakat saling memberi pengaruh/interaksi.


McQuail menyebut ciri utama komunikasi massa dari segi: 
1. Sumber : bukan satu orang, tapi organisasi formal, “sender”-nya seringkali merupakan komunikator profesional.
2. Pesan : beragam, dapat diperkirakan, dan diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak; merupakan produk dan komoditi yang bernilai tukar.
3. Hubungan pengirim-penerima bersifat satu arah, impersonal, bahkan mungkin selali sering bersifat non-moral dan kalkulatif.
4. Penerima merupakan bagian dari khalayak luas.
5. Mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima.


Denis McQuail tentang Media: 
1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain.
2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.
3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.
4. Wahana pengembangan kebudayaan –tatacara, mode, gaya hidup, dan norma.
5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.


Lengkapnya, Karakteristik Komunikasi Massa menurut para pakar komunikasi :
1. Komunikator Melembaga (Institutionalized Communicator) atau Komunikator Kolektif (Collective Communicator) karena media massa adalah lembaga sosial, bukan orang per orang.
2. Pesan bersifat umum, universal, dan ditujukan kepada orang banyak.
3. Menimbulkan keserempakan (simultaneous) dan keserentakan (instantaneos) penerimaan oleh massa. 
4. Komunikan bersifat anonim dan heterogen, tidak saling kenal dan terdiri dari pribadi-pribadi dengan berbagai karakter, beragam latar belakang sosial, budaya, agama, usia, dan pendidikan.
5. Berlangsung satu arah (one way traffic communication). 
6. Umpan Balik Tertunda (Delayed Feedback) atau Tidak Langsung (Indirect Feedback); respon audience atau pembaca tidak langsung diketahui seperti pada komunikasi antarpribadi.


Karakteristik Media Massa:
1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak. 
2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).
3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari. 
4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode mengudara atau jadwal terbit.
5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik. 


Referensi: Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987; William R. Rivers at.al., Media Massa dan Masyarakat Modern: Edisi Kedua, Prenada Media, Jakarta, 2003; Winarni, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, UMM Press, 2003.


Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/1877099-definisi-komunikasi-massa/#ixzz1tFihmhnc


A. KONSEP KOMUNIKASI KELOMPOK


A. KONSEP KOMUNIKASI KELOMPOK


1. 1. PENGERTIAN
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
2. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI KELOMPOK
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hamper semua aspek kehidupan. Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengethuan para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bias pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah). Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam seuatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah orang yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau dapat dikatakan sebagai orang yang antisosial.
Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan oleh Adler dan Rodman tersebut, yaitu :
Elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lain.
Elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara.
Elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompk. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompk untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya. Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan mendengar anggota yang lain/seperti yang dikemukakan dalam definisi pertama.
Elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.
3. KLASIFIKASI KELOMPOK DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASINYA
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya dua klasifikasi kelompok.
a. Kelompok primer dan sekunder
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
6. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
b. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.






4. FUNGSI KOMUNIKASI KELOMPOK
1. Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan menghibur.
2. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan mempertukarkan pengetahun. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika setiap anggota kelompk membawa pengetahuan yang berguna bagi kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan msing-masing anggota, mustahil fungai edukasi ini akan tercapai.
3. Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif tersebut terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik, dengan demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok.
4. Fungsi keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahn masalah menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan keputusan.
5. Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnhya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalh membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus. Contoh dari kelompok terapi ini adalah kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkotika, kelompok perokok berat dan sebagainya. Tindak komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan nama pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana yang mendukung, setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antar anggota dalam diskusi yang dilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang akan mengaturnya.
Dalam organisasi, komunikasi berfungsi untuk :
1. Pengaturan dan operasi, yakni untuk kepentingan penyelesaian pekerjaan dan membereskan tugas demi pencapaian tujuan.
2. Inovasi/pembaharuan, untuk kepentingan pembaharuan dan pengubahan tata kerja demi penyesuaian, kelangsungan hidup, dan pengembangan organisasi di tengah lingkungan yang terus berubah.
3. Sosialisasi atau pembinaan, yakni berkaitan dengan anggota sebagai manusia. Khusus dalam upaya motivasi, pengimbalan, dan moral kerja. Sosialisasi berdampak kepada :
a. Harga diri anggota
b. Hubungan interpersonal dalam organisasi
c. Motivasi ; integrasi kepentingan pribadi ke dalam kepentingan organisasi


B. KOMUNIKASI ORGANISASI
1. Definisi Komunikasi Organisasi


Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.


2. Pendekatan dalam Organisasi
Kita dapat melakukan pendekatan pada organisasi sekurang-kurangnya melalui empat persepektif: pendekatan manajemen ilmiah atau klasik, pendekatan hubungan antar manusia, pendekatan sistem, dan pendekatan kultural (Goldhaber,1990).


a. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah menganggap bahwa organisasi harus menggunakan metoda-metoda ilmiah untuk meningkatkan produktivitas. Berbagai studi pengendalian secara ilmiah akan memungkinkan manajemen mengidentifikasi cara-cara atau alat untuk meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya akan meningkatkan laba. Dalam pandangannya ini produktivitas pada umumnya menyangkut masalah fisik dan psikologis. Produktivitas dipandang dalam bentuk permintaan phisik akan pekerjaan dan kemampuan psikologis para pekerjanya.


b. Pendekatan hubungan antarmanusia
Pendekatan hubungan antarmanusia berkembang sebagai reaksi terhadap perhatian eksklusif faktor-faktor phisik dalam mengukur keberhasilan organisasi. Salah satu asumsi prinsip dari pendekatan hubungan antarmanusia adalah bahwa kenaikan kepuasan kerja akan mengakibatkan kenaikan produktivitas. Seorang karyawan yang bahagia adalah karyawan yang produktif. Oleh karena itu, fungsi manajemen adalah menjaga agar para karyawan terus merasa puas.


c. Pendekatan sistem
Pendekatan sistem mengkombinasikan unsur-unsur terbaik dari pendekatan ilmiah dengan pendekatan hubungan antarmanusia. Pendekaan ini memandang organisasi sebagai suatu sistem dimana semua bagian berinteraksi dan setiap bagian mempengaruhi bagian lainnya. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem terbuka-terbuka terhadap informasi baru, responsif terhadap lingkungan, bersifat dinamis dan selalu berubah.


d. Pendekatan kultural
Sebuah pendekatan kontemporer mengenai organisasi menganggap bahwa perusahaan harus dipandang sebagai suatu kesatuan sosial atau kultur (pilotta, Widman, & Jasko, 1988;Putnam & Pacanowsky, 1983). Seperti pada umumnya suatu kelompok atau kultur sosial yang selalu memiliki aturan mengenai misalnya, perilaku peran, kepahlawanan, dan nilai-nilai, maka demikian juga suatu organisasi. Oleh karena itu, pada pendekatan ini organisasi harus meneliti untuk mengidentifikasikan jenis kultur dan norma-norma atau nilai-nilai spesifik yang dianutnya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk memungkinkan kita bisa memahami bagaimana organisasi berfungsi dan bagaiama hal itu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh para anggotanya (karyawannya) dalam kultur organisasi itu.


1. Jaringan Komunikasi Organisasi
Yang dimaksud dengan jaringan disini adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistem komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi.


Struktur jaringan komunikasi
a) Struktur lingkaran
struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.
b) Struktur roda
struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusa. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.
c) Struktur Y
struktur Y relatif kurang tersentralisasi dibanding struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas. Tetapi satu anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dan mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.
d) Struktur rantai
struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisis lain.
e) Struktur semua saluran
struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan struktur lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.
2. Arus Komunikasi Organisasi
Pembahasan mengenai komunikasi dalam organisasi dalam bentuk arah arus informasinya sangat penting. Komunikasi ke atas dan ke bawah (sering disebut vertikal) dan komunikasi lateral barangkali merupakan yang paling penting. Di samping itu, kita akan melihat pada informasi samar dan juga pada sebab dan akibat adanya kepadatan informasi.


a. Komunikasi ke atas
komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi-misalnya, para pelaksana ke manajernya, atau dari para dosen ke dekan fakultas. Jenis komunikasi ini biasanya mencakup (1)kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, (2)masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab, (3)berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan; dan (4)perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah lain yang serupa.
Komunikasi ke atas sangat penting untuk mempertahankan dan bagi pertumbuhan organisasi. Komunikasi itu memberikan manajemen umpan balik yang diperlukan mengenai semangat kerja para karyawannya dan berbagai ketidakpuasan yang mungkin. Komunikasi itu juga membuat bawahan memiliki rasa memiliki dan merasa sebagai bagian dari organisasi. Di samping itu juga memungkinkan manajemen memiliki kesempatan untuk memperoleh berbagai gagasan baru dari para pegawainya.


Masalah tentang komunikasi ke atas
Di samping penting bagi organisasi, komunikasi atas itu sulit dikendalikan. Salah satu masalahnya adalah pesan yang mengalir ke atas seringkali merupakan pesan yang perlu di dengar oleh hirarki yang lebih tinggi lagi. Para pekerja seringkali enggan mengirim pesan yang negatif karena merasa khawatir mereka dianggap sebagai biang keladi.


b. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Sebagai contoh, pesan yang dikirim oleh manajer kepada karyawannya atau dari dekan fakultas kepada para dosennya adalah komunikasi ke bawah. Perintah seringkali merupakan contoh jelas untuk komunikasi ke bawah:”Ketik surat ini rangkap dua,””Kirim barang ini sebelum tengah hari.” Tulis kopi iklan ini,” dan sebagainya.


Masalah tentang komunikasi ke bawah
Manajemen dan karyawan seringkali berbicara dengan bahasa yang berbeda. Banyak manajer yang tidak mengetahui bagaimana agar pesan mereka dapatdipahami oleh karyawannya. Misalnya saja, kebanyakan manajer memilki pendidikan yang lebih tinggi dan banyak bahasa teknis mengenai bisnis daipada para karyawannya.


c. Komunikasi lateral
Komunikasi lateral adalah pesasn antara sesama-manajer ke manajer, karyawan ke karyawan. Pesan semacam ini bisa bergerak di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian. Komunikasi lateral merupakan komunikasi yang terjadi antara dua dosen sejarah di perguruan tinggi yang sama. Juga bisa merupakan komunikasi antara dua dosen psikologi di dua universitas yang berbeda.


Masalah pada komunikasi lateral
Salah satu masalah yang jelas pada komunikasi lateral adalah bahasa yang khusus yang dikembangkan oleh divisi tertentu di dalam organisasi. Bahasa semacam itu seringkali sulit dipahami oleh penerima pesan. Untuk bisa berkomunikasi dengan psikolog misalnya, maka perlu berbicara dengan bahasa psikologi- untuk mengetahui arti dari beberapa istilah seperti skedul, pemantapan, egoisme, katarsis, STM, dan asosiasi bebas.


d. Kabar burung
Menurut ahli organisasi, John Baird (1977), meskipun kabar burung merupakan bagian dari komunikasi informal dalam setiap organisasi besar, jenis komunikasi itu jangan digunakan terlalu sering seperti folklore yang sudah biasa kita ketahui. Biasanya kabar burung tidak terjadi pada iklim yang stabil. Perubahan dan ketidakjelasan mendorong timbulnya kabar burung. Bagaimanapun juga tidaklah mengherankan apabila jenis komunikasi ini menghasilkan ketepatan informasi yang tinggi.


e. Kepadatan informasi
Sekarang ini, dengan kecanggihan teknologi, kepadatan informasi merupakan salah satu masalah kita yang terbesar. Informasi dikembangkan dengan kecepatan tinggi sehingga sulit untuk diikuti semuanya dan dianggap relevan untuk satu jenis pekerjaan tertentu. Dengan kadar yang berbeda-beda setiap orang harus mampu menyeleksi informasi tertentu dan menganggap informasi lain tidak penting.
Kepadatan informasi tampaknya sudah menjalar di semua organisasi. Dan sudah barang tentu, inilah penyebab mengapa begitu banyak organisasi yang mengunakan komputer untuk mengatasinya. Dengan menaruh apa saja ke dalam komputer memang relati mudah dan efisien untuk mengatasi kecepatan informasi. Tetapi cara itu tidak merupakan jawaban untuk semuanya. Beberapa kerja manusia masih diperlukan untuk mengerjakan informasi-sekurang-kurangnya biasanya demikian. Dan dalam kondisi informasi yang terlalu padat, maka kesalahan sudah biasa terjadi, hanya karena seseorang tidak bisa menyediakan waktu yang dibutuhkan untuk segalanya. Semakin kita sibuk, semakin banyak kesalahan yang kita buat. Di samping itu masih banyak lagi penundaan antara pengiriman pesan dengan pelaksanaan tindakan yang diperlukan, dan penundaan itu merupakan hal yang tidak efisien dan menelan biaya bagi organisasi.


C. FORMAT INTERAKSI KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi Interpersonal
Adalah proses pertukaran informasi diantara sesorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang terlibat komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut.
i. Klasifikasi Komunikasi interpersonal
- Interaksi intim
dalam organisasi, hubungan ini dikembangkan dalam sistem komunikasi informal. Misalnya hubungan yang terlihat antara kedua orang teman baik dalam organisasi, yang mempunyai interaksi personal mungkin diluar peranan dan fungsinya di organisasi.
- Percakapan Sosial
Adalah interaksi untuk menyenangkan seorang secara sederhana dengan sedikit berbicara. Jika dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperto famili, sport, isu politik.
- Interogasi atau Pemerikasaan
Adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menurut informasi daripada yang lain.
- Wawancara
Adalah suatu bentuk komunikasi interpersonal dimana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab.
ii. Tujuan Komunikasi Interpersonal
- Menemukan diri sendiri
- Menemukan dunia luar
- Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
- Berubah sikap dan tingkah laku
- Untuik bermain dan kesenangan
- Untuk membantu
iii. Hubungan Interpersonal yang efektif
Menurut Rogert hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua belah pihak memenuhi kondisi :
- bertemu satu sama lain secara personal
- empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti
- menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa mkenilai atau keberatan
- menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dari empati satu sama lain.
- Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.
- Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain.


Komunikasi Kelompok Kecil
Adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka.
i. Tujuan Komunikasi kelompok kecil
Tujuan Personal
- Hubungan sosial
Tujuannya memperkuat hubungan interpersonal dan menaikkan kesejahteraan kita.
- Penyaluran
Tujuan ini biasa dilakukan dalam suasana yang mendukung adanya pertukaran pikiran atau pertengkaran sengit dalam diskusi keluarga, dimana keterbukaan diri adalah tepat.
- Kelompok terapi
Biasanya digunakan untuk membantu orang menghilangkan sikap-sikap mereka, atau tingkah laku dalam beberapa aspek kehidupan mereka.
- Belajar
alasan umum orang mengikuti kelompok kecil adalah belajar dari orang lain. Belajar terjadi dalam bermacam-macam setting. Asumsi nyang mendasari belajar kelompok adalah ide dari dua arah.


Tujan yang berhubungan dengan pekerjaan
- Pembuatan keputusan
Orang-orang yang berkumpul bersama-sama dalam kelompok untuik membuat keputusan mengenai sesuatu. Mendiskusikan alternatif dengan orang lain membantu orang memutuskan mnana pilihan terbaik untuk kelompok.
- Pemecahan Masalah
Masalah yang mereka usahakan menyelesaikannya mencakup bagaimana menyempurnakan produksi, bagaimana menyempurnakan hubungan yang kurang baik..
ii. Kelompok Kecil sebagai suatu sistem
Kelompok kecil merupakan organisasi kecil yang mempunyai empat komponen dasar yaitu input atau masukan proses, output atau hasil dari balikan.
- Masukan, merupakan materi mentah dalam kelompok kecil seperti orang, informasi yang digunakan kelompok untuk berinteraksi. Orang atau anggota kelompok adalah masukan karena tiap orang dalam kelompok membawa kualitas tertentu seperti kepribadian,umur, kesehatan, pengetahuan, sikap, nilai dan kemampuan memecahkan masalah.
- Proses, menunjukkan kepada semua proses internal yang terjadi dalam kelompok selama diskusi
- Hasil , merupakan keputusan atau penyelesaian yang dicapai oleh kelompok.
- Balikan , berisi respon yang mengikat system bersama. Balikan memberi masukan untuk pertemuan kelompok masa akan datang.
iii. Karakteristik Kelompok Kecil
- Mempermudah prtemuan ramah tamah
- Personaliti kelompok. Bila sekelompok orang datang bersama maka mereka membentuk identitas sendiri yang menjadikan personaliti kelompok.
- Kekompakan, yaitu daya tarikan anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka untuk bersatu.
- Komitmen terhadap tugas. Aktivitas individe lainnya dalam kelompok yang dekat hubungannya dengan komitmen aalah motivasi.
- Besarnya kelompok kelihatannya cukup sederhana tapi besarnya kelompok itu mempunyai beberapa pencabangan penting dalam kelompok.
- Norma kelompok, adalah aturan dan pedoman yang digunakan oleh sekelompok itu sendiri, maupun beberapa faktor eksternal di luar kelompok.
- Saling bergantung satu sama lain. Yang paling penting adalah anggota kelompok tergantung satu sama lain untuk beberapa tingkatan tertentu, dan paling kurang pada seorang lainnya.
iv. Peran anggota Komunikasi Kelompok Kecil


Kennet Benne dan paul Sheats (1948) mengusulkan suatu klasifikasi mengenai peran anggota dalam topik penting ini. Benne dan Sheats membagi peran anggota menjadi tiga kelas umum : peran tugas kelompok, peran membina dan mempertahankan kelompok, dan peran individual
Peran Tugas Kelompok :
Peran tugas kelompok adalah peran yang membuat kelompok mampu untuk memfokuskan secara lebih spesifik dalam mencapai tujuan kelompok. Dalam menjalankan setiap dari peranan ini, anggota tidak berbuat sebagai individu terpisah, tetapi sebagai bagian dari keseluruhan yang lebih besar. Kebutuhan dan tujuan kelompok mengatur peran yang harus dilakukan para anggota. Anggota kelompok yang efektif akan melaksanankan beberapa fungsi ini, walaupun beberapa orang terkunci pada beberapa peran spesifik saja.
Peran Membina dan Mempertahankan Kelompok :
Tidak seorang pun dan tidak sekelompok pun yang selalu berorientasi pada tugas setiap saat. Kelompok merupakan merupakan satu unit yang anggotanya memiliki hubungan interpersonal yang beragam. Hubungan ini perlu dipelihara jika kelompok ingin berfungsi secara efektif—jika para anggota kelompok ingin merasa puas dan produktif. Apabila fungsi ini tidak dilakukan, para anggota kelompok akan rusak apabila proses kelompok menjadi macet, sering timbul konflik, atau komunikasi kelompok kecil menjadi terganggu pada tingkat pribadi atau sosial tertentu.
Peran individual :
Peran kelompok tugas dan peran membina dan mempertahankan kelompok semuanya bersifat produktif. Peran itu membantu kelompok dalam mencapai tujuannya, dan berorientasi pada kelompok. Peran yang akan kita bahas di sini adalah peran yang kontra produktif. Peran itu menghambat kelompok dalam mencapai tujuannya dan lebih berorientasi pada individu ketimbang kelompok. Peran semacam ini sering diistilahkan dengan malfungsi, yang menghambat efektivitas kelompok baik dalam hal produktivitas maupun kepuasan pribadi. 
Partisipasi Anggota :
Berikut adalah beberapa pedoman yang akan membantu partisipasi anda dalam komunikasi kelompok kecil menjadi efektif dan lebih menyenangkan. Beberapa saran ini merupakan elaborasi dan perluasan dari karakteristik dasar komunikasi interpersonal yang efektif.
Berorientasi Pada Kelompok :
Dalam kelompok kecil anda adalah anggota tim – seoarang anggota dari keseluruhan yang lebih besar. Partisipasi anada akan bernilai jika dapat membantu pencapaian tujuan kelompok dan meningkatkan kepuasan para anggota. Tugas anda adalah mengerahkan kemampuan, pengetahuan dan pikiran anda sehingga kelompok dapat mengembangkan pemecahan yang lebih baik darapada yang dikembangkan oleh satu orang. Prestasi yang sifatnya ndividual bisa menghambat kelompok.
Pusatkan konflik Pada Masalahnya :
Konflik dalam situasi kelompok kecil tidak dapat dihindarkan. Konflik merupaka bagiian alamiah dari proses kelompok kecil, tetapi pusatkan konflik itu pada masalahnya ketimbang pada pribadi orangnya.
Bersikapalah Tanpa Prasangka Secara Kritis :
Suatu gejala umum tetapi perkembangan itu tidak produktif terjadi apabila para anggota datang ke kelompok dengan pikiran yang sudah terbentuk. Apabila hal ini terjadi, proses kelompok kecil akan berubah menjadi serangkaian perdebatan individual, di mana setiap orang berusaha mempertahankan posisinya masing-masing. Seharusnya, anggota datang ke kelompok dibekali dengan informasi yang relevan yang akan bermanfaat dalam proses diskusi. Mereka seharusnya belum mempunyai keputusan apa-apa mengenai pemecahan atau kesimpulan yang akan mereka terima.
Pastikan pemahaman :
Pastikan bahwa gagasan dan informasi anda dipahai oleh semua peserta. Jika sesutau layak diutarakan. Maka yang dikatakan itu layak juga dibuat jelas. Jika ragu-ragu, tanyakan apa yang anda sampaikan itu jelas, “Apakah pertanyaan saya cukup jelas?” “Aapakah saya menjelaskannya cukup terang?”
Pastikan juga bahwa anda juga memahami dengan jelas kontribusi dari para anggota lain, terutama sebelum anda membahas masalahnya dengan mereka. Dalam prakteknya, sering kali orang menyatakan ketidaksetujuannya dengan kata-katanya sendiri.
Pikir Kelompok :
berikut merupakan beberapa gejala yang dapat membantu anda mengenali adanya pikir kelompok dalam kelompok yang anda amati atau berpartisipasi di dalamnya.
- Para anggota kelompok berpikir bahwa kelompoknya dan para anggotanya tidak dapat dikalahkan oleh bahaya.
- Para anggota menciptakan rasionalisasi untuk menghindarkan berurusan langsung dengan bahaya atau ancaman.
- Para anggota kelompok yakin bahwa kelompok mereka bermoral.
- Mereka yang bertentangan dengan kelompok dianggap terlalu menyederhanakan masalah, menganut cara-cara yang jamak.
- Tekanan kelompok ditujukan kepada setiap anggota yang menunjukkan sikap ragu-ragu atau mempertanyakan argumentasi atau usulan kelompok.
- Para anggota kelompok menyensor keraguan mereka sendiri.
- Para anggota kelompok yakin bahwa semua anggota menyetujui secara bulat, apakah persetujuan semacam itu dinyatakan atau tidak.
- Para anggota kelompok mulai berperan menjadi informasi yang sampai pada anggota kelompok lainnya, terutama apabila informasi semacam itu bisa menciptakan perbedaan opini.
v. Pemimpin dalam Komunikasi Kelompok Kecil
Dalam kebanyakan kelompok kecil, satu orang berperan seagai pemimpin. Dalam kelompok lain, kepemimpinan bisa dipegang oleh beberapa orang. Lebih lanjut, sang pemimpin bisa ditunjuk atau secara otomatis muncul dalam proses perkembangan komunikasi kelompok. 
Gaya Kepemimpinan :
Sebagai tambahan untuk melihat perhatian pokok dalam kepemimpinan, seperti yang kita lakukan dengan teori kepemimpinan situasional, kita dapat juga melihat kepemimpinan dari sisi tiga gaya kepemimpinan : lepas-kendali, demokratis dan otoriter (Bennis dan nanus, 1955; shaw,1981)
Pemimpin Lepas-Kendali :
Pemimpin lepas-Kendali tidak berinisiatif untuk mengarahkan atau menyarankan alternatif tindakan. Akan tetapi, pemimpin ini lebih mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melakukan kesalahan. Pemimpin semacam ini menolak setiap wewenang yang diberikan 


Pemimpin Demokratis :
Pemimpin Demokratis memberikan pengarahan, tetapi mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanankan cara yang dikehendaki para anggotanya. Para anggota kelompok didorond untuk menentukan sasaran dan prosedur. Pemimpin demokratis merangsang timbulnya pengarahan sendiri dan aktualisasi diri pada para anggota kelompok.
Menjaga Para Anggita Berada Pada Jalurnya :
Banyak orang yang bersifat egosentris dan hanya akan memakasakan keiginan dan masalah mereka sendiri. Dalam hal inilah diperlukan peran pemimpin untuk megarahkan para anggotanya tetap berada pada jalur pembahasan
Memastikan Kepuasan Anggota :
Para anggota memiliki kebutuhan dan keinginan psikologis yang berbeda dan banyak memasuki kelompok justru karena kebutuhan dan keinginan ini. Meskipub kelompok itu berurusan dengan misalnya masalah politik, beragam anggota yang ada mungkin berkumpul bersama dengan alasan yang lebih psikologis ketimbang politis.
Merangsang Evaluasi dan Perbaikan :
semua kelompok akan menghadapi hambatan jika mereka mencoba untuk memecahkan suatu masalah, membuta keputusan, atau mengembangkan gagasan. Tidak ada satu kelompok pun yang efektif sempurna. Semua kelompok mempunyai kesempatan untuk memperbaiki dirinya.
Menyiapkan Anggota Untuk Berdiskusi :
Kelompok terbentuk secara perlaha-lahan dan perlu dibentuk menjadi diskusi yang berarti. Pemimpin harus menyiapkan para anggota untuk berdiskusi. Hal ini menyangkut menyiapkan para anggota untuk berinteraksi dalam kelompok kecil, termasuk juga siap untuk mendiskusikan suatu masala yahng spesifik tertentu.


KOMUNIKASI PUBLIK
Adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam organisasi atau yang diluar organisasi secara tatap muka atau melalui media.
Kualitas yang mebedakan komunikasi organisasi publik ini dengan komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok kecil adalah :
a. Komunikasi publik berorientasi kepada si pembicara atau sumber. Komunikasi interpersonal dan kelompok kecil terdapat hubungan timbal balik diantara si pembicara dengan si penerima yang terlibat. Pada komunikasi organisasi publik si pembicara mendominasi hubungan.
b. Pada komunikasi publik melibatkan sejumlah besar penerimanya tetapi pada komunikasi interpersonal biasanya ada 2 orang dan komunikasi kelompok kecil tidak lebih dari 5-7 orang penerima, pesan komunikasi publik dimaksudkan untuk menarik banyak orang, beratus-ratus atau berjuta-juta orang.
c. Pada komuniukasi publik kurang terdapat interaksi antara si pembicara dan si pendengar. Hal ini menjadikan kuranginya interaksi secara langsung antara si pembicara dengan sipendengar lebih bila pendengarnya makin banyak.
d. Bahasa yang digunakan dalam komuniukasi publik lebih umum supaya dapat dipahami oleh pendengar. Biasanya sebelum presentasi sipembicara telah mengetahui tipe khusus dari sipendengar.
i. Tujuan dari komunikasi publik adalah :
- Memberikan informasi kepada sejumlah besar orang yang mengenal organisasi, misalnya mengenai aktivitas-aktivitaas organisasi dan hasil produksi organisasi.
- Menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat di luar organisasi seperti pemakaian jasa organisasi, pemakai hasil produksi organisasi dan masyarakat umunya.
- Memberikan hiburan kepada sejumlah orang seperti menceritakan pengalaman yang menyenangkan kepada orang banyak.
ii. Bentuk Komunikasi Organisasi Publik
Bentuk presentasi komunikasi organisasi publik secara garis besarnya dapat dibedakan atas dua kategori, yaitu yang bersifat pemberian informasi dan mencari komitmen. Presentasi yang bersifat pemberian informasi dapat dibedakan menjadi :




a. Presentasi Orientasi
Presentasi ini sengaja diberikan kepada karyawan-karyawan baru dalam organisasi untuk memperkenalkan mereka dengan lingkungan kerja yang baru.
b. Presentasi untuk latihan pekerjaan tertentu
Bila sejumlah anggota organisasi diberikan jabatan baru, mereka mesti dilatih untuk pekerjaan itu oleh pelatih, melalui beberapa bentuk presentasi komunikasi lisan. Memperlihatkan kepada seorang bagaimana melakukan sesuatu adalah merupakan topik yang paling umum dari presentasi jabatan dalam organisasi.
c. Laporan status
Tiap-tiap subunit organisasi mestilah menyimpan informasi tentang apa yang mereka lakukan. Ini dilakukan untuk memudahkan dalam pemberian status subunit masing-masing. Laporan status biasanya mengalir menurut garis komando dalam organisasi.
d. Laporan kepada dewan pengurus
Anggota organisasi seringkali diminta untuk meberikan laporan kepada dewan pengurus atau yayasan yang membina organisasi.
e. Rapat-rapat Umum
Salah satu kegiatan utama dalam rapat adalah untuk memberikan informasi kepada seluruh karyawan mungkin berkenan dengan kebijaksanaan umum yang baru atau peraturan baru yang perlu diketahui oleh karyawan, atau mengenai hal lainnya yang perlu diinformasikan secara tepat.


Bentuk kedua dari komunikasi publik dalam organisasi adalah untuk mencari komitmen. Komunikasi ini bermaksud untuk mempengaruhi pendengar melalui informasi yang diberikan. Tipe dari presentasi ini adalah :
a. Presentasi Pemasaran
Tipe yang paling nyata dari presentasi untuk mecari komitmen adalah presentasi yang dilakukan oleh seorang bagian pemasaran yang mencoba meyakini orang laintentang hasil produksi atau pelayanan organisasinya. Atau presentasi yang diberikan oleh seorang pimpinan mengenai rencana baru yang akan dilaksanakannya dan mencari pemberi dana untuk itu.
b. Presentasi memotivasi
Adalah presentasi yang diberikan untuk mempengaruhi orang agar mau bekerja keras atau meningkatkan proses produksi.
c. Presentasi Penerimaan Karyawan atau Mahasiswa
Bertujuan untuk mendapatkan tenaga-tenaga yang akan bekerja pada organisasi yang akan menduduki posisi tertentu atau tenaga yang akan dididik dalam organisasi tertentu.
d. Pendekatan Tim
Tujuan dari ini adalah untuk membujuk orang atau meyakini orang agar mau mnerima ide-ide yang disampaikan.


DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Arni. 1989. KOMUNIKASI ORGANISASI. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

GAYA-GAYA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI


GAYA-GAYA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI


4 Gaya yang di kemukakan Caron B. Goode seperti berikut :
1.     Gaya behavior : Komunikan yang memiliki gaya behavior lebih menyenangi kebebasab ekspresi diri.
2.     Gaya kognitif : Orang seperti ini membutuhkan pengakuan dan pemahaman. Pemahaman mereka orang yang berpikir serius.
3.     Gaya Interpersonal : Orang yang seperti ini membutuhkan apresiasi . dalam komunikasi orang seperti ini sangat menuntut kejujuran.
4.     Gaya Afektif : Orang seperti ini dinamakan juga sebagai seorang yang visioner atau bahkan disebut juga pemimpi.


Strategi dan  Taktik dalam Komunikasi Antarpribadi
           
            Strategi adalah metode atau rencana untuk mencapai tujuan.dengan demikian, strategikomunikasi pada dasarnya merupakan metode atau rencana komunikasi kita. Stategi ini merupakan paduan antara ilmu dan seni. Ada sisi-sisi strategi itu merupakan satu ilmu dan ada pula sisi –sisi yang menunjukan startegi itu merupakan seni. Startegi ini kemudian dijabarkan kedalam sejumlah taktik. Taktik bisa kita maknai sebagai tindakan yang merupakan bagian dari strategi untuk mencapai tujuan.
 Strategi komunikasi juga akan banyak menunjukan ditentukan oleh tujuan komunikasi. Tujuan tersebut dapat rinci menjadi :
1.     Memperoleh informasi
2.     Memberi informasi
3.     Membujuk
4.     Memecahkan masalah
5.     Konsultasi, dan
6.     Mendengarkan keluhan.
Berikut ini, tips berkomunikasi yang disampaikan oleh faliklowski. Tips tersebut bisa kita anggap sebagai taktik dalam berkomunikasi untuk mencapai tujuan komunikasi yang sudah ditentukan sebelumnya
1.     Tips untuk orang introvret dalam komunikasi dengan ekstrovert
a.     Berlatih untuk melakukan percakapan nonproduktif
b.     Tampil penuh gairah dan semangat
c.      Jadi orang ekspresif
d.     Berlatih untuk memulai kontak
e.     Mau memberikan umpan balik
f.       Mengubah komunikasi nonverbal yang menunjukan keadaan santai dan terbuka.
2.     Tips untuk orang eksrtovert dalam berkomunikasi dengan introvert
a.     Hormati privasi lawan komunikasi sehingga tidak menunjukan pemaksaan pada mereka.
b.     Menyediakan waktu untuk mendengarkan orang lain.
c.      Menumbuhkembangkan kepercayaan misalnya dengan menjaga rahasia
d.     Jangan bersuara dengan nada tinggi
e.     Jangan memberi penilaian
3.     Tips untuk orang yang indrawi dalam berkomunikasi dengan orang intuitif
a.     Jangan terlalu menggeneralisasikan atau main mutlak-mutlakan karena pengalaman pribadi tak menjadi kebenaran fakta yang bisa saja tidak lengkap
b.     Sediakan waktu untuk mempertimbangkan adanya berbagai peluang atau ketidakmungkinkan
c.      Luas perspektif
d.     Carilah makna dan relasi
e.     Tentukan cara baru untuk mengungkapkan informasi
4.     Tips untuk orang intuitif komunikasi dengan orang indrawi
a.     Fokuslah pada apa yang terjadi sekarang dan disini
b.     Dasari gagasan dengan informasi faktual
c.      Jadilah orang berkomunikasi secara langsung dan terbuka, hindari penggunaan metafora
d.     Tampilah dengan lebih banyak menggunakan pemikiran
e.     Hormatilah metode-metode tradisional


Sumber : Buku Komunikasi Antarpribadi Universitas Terbuka  

Analisis komunikasi antarpribadi


 Analisis komunikasi antarpribadi


Suasana komunikasi antarpribadi


Menurut teori fundamental intepersonal relationsip orientation (FARO), Alasan manusia menjalin relasi antarpribadi adalah untuk memenuhi tiga kebutuhan antarpribadi, yakni kebutuhan inklus, kontrol, dan kasih sayang. Manusia memang akan selalu membutuhkan untuk terlibat dan dilibatkan dalam hidup bersama dengan oranglain. Dalam hidup bersama dengan orang lain itu, manusia tentunya membutuhkan kontrol agar orang lain bisa berperilaku seperti yang dikehendakinya. Manusia juga membutuhkan kasih sayang dari sesamanya. Oleh karena kebutuhan-kebutuhan itulah maka manusia menjalin komunikasi antarpribadi dan ralasi antarpribadi dengan sesamanya.
Kini kita akan membahas bagaimana berkomunikasi antarpribadi dalam tiga suasana komunikasi yang berbeda, yakni dalam situasi konflik, darurat, dan intim. Dalam kecerdasan jamak (multiple intellegence)  satu diantaranya ada yang disebut kecerdasan antarpribadi (interpersonal intellegence) yang kecerdasan yang membuat orang bisa memahami orang lain. Orang seperti ini memiliki kemampuan menjalin relasi dan bekerja sama dengan orang lain. Kini kita akan membahas bagaimana berkomunikasi antarpribadi dalam tiga suasana komunikasi yang berbeda, yakni dalam situasi konflik, darurat, dan intim. Dalam kecerdasan jamak (multiple intellegence)  satu diantaranya ada yang disebut kecerdasan antarpribadi (interpersonal intellegence) yang kecerdasan yang membuat orang bisa memahami orang lain. Orang seperti ini memiliki kemampuan menjalin relasi dan bekerja sama dengan orang lain. Kini kita akan membahas bagaimana berkomunikasi antarpribadi dalam tiga suasana komunikasi yang berbeda, yakni dalam situasi konflik, darurat, dan intim. Dalam kecerdasan jamak (multiple intellegence)  satu diantaranya ada yang disebut kecerdasan antarpribadi (interpersonal intellegence) yang kecerdasan yang membuat orang bisa memahami orang lain. Orang seperti ini memiliki kemampuan menjalin relasi dan bekerja sama dengan orang lain.










A.KONFLIK


Menurut Hocker dan Wilmot (1985;20) konflik di ekspresikan dalam proses komunikasi melalui isi dan relasi. Kita bisa kembali pada kisah sahili tadi. Tatkala sahili menjawab pertanyaanya dengan ketus, kita tentu bisa melihat bukan hanya isi pesan yang disampaikan melalui komunikasi itu yang menunjukan “ suasana yang lain dari biasanya” tetapi juga menggabarkan bagaimana kondisi relasi anatar sahili dan temanya saat itu. Pesan komunikasi verbal dan nonverbal yang disampaikan sahili menunjukan bagaimana relasi anatara sahili dan temanya saat itu. Sahili mengambil jarak, untuk menghindari percekcokan dengan temanya itu.
Hocker dan Willmot(1985;39) menyajikan beberapa asusimsi yang berkaitan dengan gaya konflik yang dikembangkan individu. Asumsi – asumsi tersebut adalah sebagai berikut:
1.     Manusia mengembangkan respon- respon terpola terhadap konflik.
2.     Manusia mengembangkan gaya konflik untuk alasan-alasan yang bisa diterima oleh dirinya sendiri.
3.     Tidak ada satu gaya konflik pun yang dengan sendirinya lebih baik dibandinmg dengan gaya yang lain.
4.     Gaya manusia terus berubah guna menyesuiakan dengan tuntutan- tuntutan  situasi baru.


B. DARURAT


     (Thmaslisan , 1997) . Metode ini melihat, pada setiap orang yang terlibat relasi antarpribadi, ada tiga tingkatan pengalaman atau persepsi di namakan dengan istilah perspektif yaitu:
1.     Perspektif langsung
2.     Meta perspektif
3.     Meta-meta perspektif
4.     Ketiga tingkatan itu menunjukan adanya lapisan perseptual  pada manuisa.
5.     Persektif langsung, adalah pandangan individu terhadap perilaku, objek, pribadi,peristiwa, kegiatan atau apapun uang bisa dilihat dan ditafsirkan dalam dunia keseharian, misalnya bisa menyatakan ungkapan evaluatif dengan menyatakan “ saya suka musik dangdut” atau “musik dangdut itu kampungan”. Sedangkan yang dinamakan metaperspektif adalah apa yang kita bayangkan dengan apa yang kita pikirkan atau kita rasakan orang lain,misalnya “saya kira tetangga sayapun suka musik dangdut”. Adapun dengan meta-meta perspektif adalah merupakan upaya kita untuk menentukan pengalaman atau persektif orang lain pada diri kita. Meta – meta perspektif itu akan muncul dengan sendirinya apabila seseorang beranggapan tahu metaperspektif orang lain, misalnya “saya yakin tetangga saya pun tahu kalau saya suka dangdut”.








Praktik Komunikasi Antarpribadi dalam Hidup Keseharian
Asumsi-asumsi tentang orang lain ini mencakup berikut
1.  Tindakan dan komunikasi orang lain bermakna bagi mereka sendiri meski kita tidak mengetahui apa maknanya,
2.    Kita berkomunikasi untuk meningkatkan kontrol kita atas perilaku diri sendiri dan orang lain.
3.     Dengan mengabaikan semua kandungan satu pesan, semua tindak komunikasi adalah signifikan lantaran memilki pengaruh yang positif dan negatif terhadap citra diri baik komunikator maupun komunikasi.
4.     Semua orang memiliki kebutuhan psikologis dan biologis yang sama, namun persepsinya terhadap apa yang bisa memenuhi kebutuhan itu beragam karena alesan-alesan kultural dan individual.
5.     Bagi semua orang, pemuasan berbagai kebutuhan kita untuk jangka panjang, mengharuskan orang mesti bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain.


A.LATAR SOSIAL


Ada banyak kegiatan komunikasi antarpribadi yang kita lakukan dalam hidup keseharian kita. Relasi antarpribadi yang dikembangkan pun merupakan relasi komunal. Kegiatan komunikasi antarpribadi tersebut di lakukan mulai dari persahabatan, hubungan antara sepasang kekasih hingga relasi dalam lembaga perkawinan. Sesuai dengan watak relasi antarpribadi yang berupa persahabatan, berpacaran atau perkawinan tidak selamanya berada dalam situasi yang intim karena adakalanya juga terjadi konflik di antara pihak-pihak yang menjalin relasi tersebut.
            Dalam hidup perkawinan, banyak komukasi antarpribadi yang dilakukan merupakan komunikasi dyadik. Bahkan konon, kebanyakan kegiatan komunikasi manusia dengan sesamanya, baik dalam lingkungan keluarga atau masyarakat, berlangsung secara dyadik. Oleh karena itu, disamping komunikasi masa, pengalaman komunikasi terbesar manusia lainya adalah komunikasi dyadik ini. Bahkan, untuk pasangan tertentu, seperti pasangan kekasih atau pasangan suami istri, komunikasi dyadik ini merupakan kebutuhan karena dipandang a        Melalui komunikasi dyadik, masing-masing membuka diriinya sendiri(self-disclosure) dan masing-masing berusaha memahami lebih mendalam lawan komunikasinya. Mengingat pentingnya komunikasi dyadik ini dalam kehidupan manusia maka banyak ahli komunikasi yang mengkaji situasi komunikasi ini. Satu kajian yang penting kita cermati adalah daur – hidup (life-cycle) komunikasi dyadik ini.
kan semakin mempererat ikatan relasional diantara keduanya.


B.LATAR BISNIS


       Relasi antarpribadi yang sehat dan iklim komunikasi yang terbuka itu akan membuat para staff dan karyawan merasa :
1.     Sumbangan pemikiran dan gagasanya diberi penghargaan dan pengakuan;
2.     Keluhan yang disampaikanya akan ditangani dengan serius, dikaji, dan bahkan diselesaikan dengan cara yang memuaskan;
3.     Orang yang posisinya tetinggi di dalam hierarsi organisasi memamndang tidak akan memanipulasi arus komunikasi untuk mengontrol staff dan karyawan;
4.     Orang yang posisinya tertinggi didalam hierarki organisasi memandang staff dan karyawan sebagai manusia yang kebutuhan dan aspirasinya jauh lebih tinggi dibandingakn fungsi-fungsi organisasionalnya.


Hal ini sebenarnya sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam cara pandang kita terhadap oragnisasi bisnis. Pada awalnya, untuk mendorong meningkatkan produktifitas , banyak oraganisasi memandang dirinya sebagai satu kekuatan yang lebih besar dari manusia sehingga manusia harus mengikuti apa yang dikehendaki organisasi. Namun, tatkala organisasi mulai dipandang sebagai “mahluk hidup” dan para karyawan pun dipandang sebagai aset maka penghargaan terhadap dimensi kemanusiaan pun mulai berkembang. Manusia tidak dipandang sebagai alat produksi melainkan merupakan manusia yang memiliki kebutuhan dan aspirasi yang apabila diperhatikan akan mampu meninggkatkan produktifitas organisasi tersebut.


Sumber : Buku Komunikasi Antarpribadi Universitas Terbuka

TEORI-TEORI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI APREHENSI KOMUNIKASI




TEORI-TEORI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
APREHENSI KOMUNIKASI


            Aprehensi komunikasi merupakan kondisi kognitif seseorang yang mengetahui bahwa dirinya saat berkomunikasi dengan orang lain karena kekewatiran dan ketakutannya, tak memiliki pikiran apapun dalam benaknya dan juga tidak memahami sebeb akibat sosial sehingga menjadi orang yang mati rasa.
Mc Croskey menyatakan bahwa apresiensi komunikasi itu muncul pada manusia karena pengaruh suasana komunikasi rumahnya.
B.     SELF – DISCLOSURE
            Self disclosure merupakan kajian komunikasi dari perspektif internasional. Sesuai dengan istilah untuk menyebut perspektif ini maka perhatian utama dalam tindak komunikasi adalah aspek interaksi. Dalam interaksi tersebut terlibat indikator-indikator sebagai individu – sosial. Yakni individu yang mengembangkan segenap potensi kemanusian melalui interaksi sosial(fister:1986:243)


C.     TEORI PENETRASI SOSIAL
            Teori ini pada intinya menyatakan bahwa kedekatan antarpribadi itu berlangsung secara bertahap dan berurutan yang di mulai dari taraf biasa-biasa saja hingga mencapai tahap intim. Sebegai salah satu fungsi dari dampak saat ini, maupun dampak masa depan. Sejauh mana keintiman itu bisa bertahan membutuhkan keluasan dan kedalaman self disclosure diantara pihak-pihak yang menjalin relasi antarpribadi.
Pada dasarnnya, konsep penetrasi sosial menjelaskan bagaimana kedekatan relasi itu bergemabng, gagal untuk berkembang atau berhenti. Konsep ini berusaha untuk menjelaskan bagaimana proses seperti itu bisa terjadi.


D.    TEORI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
            Teori pengurangan ketidakpastian ini mengungkap beberapa aksioma, yang berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia dalam menjalin relasi antarpribadi.
Aksioma tersebut adalah sebagai berikut:
1.     Komunikasi verbal : mengahdapi tingginya ketidakpastian pada awal       perjumpaan dengan orang yang tidak dikenal.
2.     Kehangatan non verbal :begitu terjadi peningkatan ekspresi nonverbal maka derajat ketidakpastian akan berkurang pada situasi awal interaksi.
3.     Pencarian informasi : tingginya derajat ketidak pastian akan meningkatkam prilaku informasi
4.     Self-disclosure: tingginya ketidakpastian dalam 1 relasi akan menurunkan derajat intim dalam komunikasi
5.     Timbal balik: tingginya ketidakpastian menghasilkan tingginya tinkat timbal balik.




A.    TEORI DIALEKTIKA RELASIONAL.


Relasi antarpribadi itu tidak statis atau menurut teori dialektika relational, bersifat cair. Orang-orang yang menjalin relasi dan berkomunikasi antarpribadi pada batinya mengalami apa yang dinamakan tarikan konfli. Tarikan konflik itulah yang menyebabkan relasi menjadi selalu berada dalam kondisi cair, yang di kenal sebagai ketegangan dialektis. Kita berayun-ayun diantara dua kutub relasi. Antara harmonis dan konflik atau antara akrab dan musuhan.
Teori ini melihat 2 dialektika yang terjadi dalam relasi antarpribadi :
1.     Dialektika internal, yang berlangsung didalam relasi antarpribadi
2.     Dialektika eksternal, yang terjadi antara orang yang menjalin relasi dengan berkomunikasi








B.     TEORI PENILAIAN SOSIAL.
Teori penilaian sosial melihat pengaruh komunikasi antarpribadi melalui bagaimana individu di pengaruhi oleh kelompok acuanya, yakni kelompok yang digunakan untuk merumuskan identitas individu tersebut, menurut teori ini maka sikap kita dipetakan dalam 1 kontinum, menurut teori ini maka sikap kita tidak bisa berada dalam 1 wilayah tertentu yang dinamakan latitude.
Wilayah ini ada 3, yaitu ada wilayah penolakan, wilayah penerimaan, dan wilayah nonkomitmen. Teori ini menyatakan makin besar perbedaan antara pendapat pembicara dan pandangan pendengaranya maka akan makin besar juga perubahan sikapnya, sejauh pesan tersebut berada dalam wilayah penerimaannya. Selain itu keterlibatan ego yang tinggi menunjukan luasnya wilayah penolakan. Apabila pesan yang disampaikan pada orang lain berada pada wilayah penolakan orang lain yang memiliki keterlibatan ego tinggi maka akan menimbulkan efek yang biasa dinamakan efek bumerang.


SUMBER : Komunikasi Antarpribadi Universitas Terbuka

RELASI MANUSIA dan KOMUNUNIKASI ANTARPRIBADI


RELASI  MANUSIA dan  KOMUNUNIKASI  ANTARPRIBADI


Pada dasarnya, relasi antarpridi itu bersifat dinami, sehingga bisa berubah dari titk harmonis ketitik konflik. komunikasi memegang peran penting dalam membangun, mengebangkan, dan menjaga relasi antarpribadi.
Titik penting dalam relasi antarpribadi itu ada pada pemahman komunikasi bisa membangun pemahaman tetapi bisa juga sebliknya memmbangun ketidaksalahpahaman atau salah pengertian apabila dibangun komunikasi mampu membangun pemahaman maka relasi antarpribadi terbangun rasa percaya diri sehingga membawa pada keterbukaan dan akirnya relasi yang intim. Kemampuan komunikasi dengan baik juga merupakan kemamumpuan yang khas yang dimiliki oleh yang memiliki kecerdasan antrapribadi.




Ciri-Ciri kemampuan menjalin relasi dan berkomunikasi
1. menunjukan empati terhadap orang lain.
2.Di hargai sesama
3. Menjalin relasi yang baik dengan sebaya
4.Menujukan kemampuan memimpin
5.Bekerja secara kooperatif dengan relasi orang lain.
6.Bisa bertindak sebagai moderator atau konselor bagi orang lain
7.Peka terhadap orang lain
8.Bisa memahami orang lain
9. Memiliki kemampuan meorganisasikan komunikasi dan adakalanya memanipulasi orang lain








RELASI DAN KEBUTUHAN MANUSIA




Dalam hirarki kebutuhan, manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dari yang paling hingga yang tertinggi seperti berikut:
1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan mempertahankan kelangsungan hidup
2. Kebutuhan rasa aman seperti mendapatkan perlindungan aman
3. Kebutuhan cinta kasih dan memiliki seperti mendapatkan pasangan hidup
4.Kebutuhan harga diri seperti ingin di hargai dan di hormati oranglain.
5.Kebutuhan aktualisasi diri seperti mengikuti club dan prestisius


Jalaludin rahman(1985:47-49) Menjelaskan bahwa motif manusia dapat diuraikan berdasarkan pendekatan sosiogenis, yakni motif sekunder sebgai lawan dari motif primer(biologis)
motif-motif tersebut mencakup sebagai berikut:
1. Motif ingin tahu : mengerti, menata, memduga,
2.Motif kompetensi: menunjukan kemapuan menyelesaikan masalah.
3. Motif cinta: mencintai dan dicintaiorang lain
4. Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas
5. Kebutuhan akan pemenuhan atau aktualisasi diri


SIFAT RELASI MANUSIA


Komunikasi memegang peran penting dalam membangun relasi harmonis atau menyelesaikan konflik.
Bahkan konflik pada dasarnya merupakan persepsi atas pikiran dan perasaan orang lain dari diri sendiri kita yang berkomunikasi oleh karena itu komunikasi bisa melahirkan konflik bisa mencerminkan konflik apakah menjadi destruktif atau konstruktif


Dalam mengatasi konflik manusia memiliki kemampuan untuk mengelola konflik tersebut. Ada beberapa strategi yang bisa di pergunakan dalam strategi tersebut sebagai berikut:
1. Menghindar
2. Memaksa orang lain untuk menerima solusi yang ditawarkan
3. Melunak
4. Kompromi
5. Memandang konflik sebagai perkara yang harus diselesaikan


Ini kurang lebih sama dengan pendekatan managemen konflik yang memiliki cara mengatasi konflik dengan cara berikut:
1. Menmghindar
2. Membantu
3.Kompromi
4. Dominasi
5.Intergrasi




PENGEMBANGAN RELASI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI


Jenis-jenis relasi yang ada dalam kehidupan meliputi:
1. Relasi yang di formalkan sepertinperkawinan
2. Relasi intim seperti sepasang kekasih
3.Persahabatan
4. Keluarga
5.Kekerabatan
6.Persaudaraan


Untuk membangun relasi yang akrab itu kita perlu mengetahui apa yang diharapkan manusia akan mendapatkan kegembiraan, keyakinan, berbagi kepercayaan. saling membantu, spontanitas, sedangkan untuk relasi dalam keluarga kita bisa menggunakan teori pandangan komunikasi antarpribadi.
Teoti ini antara lain di bangun perdasarkan aksioma bahwa komunikasi adalah isi ditambah relasi. oleh karena itu dalam berkomunikasi antarpribadi inti dan relasi menjadi faktor yang ditentukan.






sumber: Komunikasi antarpribadi Universitas Terbuka .