Cari Blog Ini

Jumat, 23 Maret 2012

komunikasi antar pribadi

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Posted: April 15, 2008 in Theory
Tags: , , ,
 
 
 
 
 
 
7 Votes

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
  1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi untuk kontak sosial. Melalui komunikasi seseorang tumbuh dan belajar, menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang lain, membenci orang lain dan sebagainya.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa Latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama atau sama makna.
Secara sederhana komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan isi pesan berupa lambang-Iambang dari komunikator kepada komunikan. Pengertian komunikasi menurut Dale Yoder, dkk dalam Surakhmat (2006:17), Communication is the interchange of information, ideas, attitudes, thoughts, and/or opinions. Komunikasi adalah pertukaran informasi, ide, sikap, pikiran dan/atau pendapat.
Berangkat dari definisi tersebut di atas, komunikasi berarti sama-sama membagi ide-ide. Apabila seseorang berbicara dan temannya tidak mendengarkan dia, maka di sini tidak ada pembagian dan tidak ada komunikasi. Apabila orang pertarna menulis dalam bahasa Inggris dan orang kedua tidak dapat membaca bahasa Inggris, maka tidak ada pembagian dan tidak ada komunikasi.
Pada dasarnya komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja. Komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat
Ahli-ahli ilmu Jiwa juga menaruh perhatian terhadap komunikasi, Mereka menekankan masalah-masalah kemanusiaan yang terjadi dalam proses komunikasi tentang memprakarsai, menyampaikan, dan menerima informasi. Mereka juga memusatkan perhatian pada pengenalan rintangan-rintangan yang terhadap komunikasi yang baik, khususnya rintangan-rintangan yang bersangkutan dengan hubungan antar perseorangan dari orang-orang.
Adapun komunikasi terdiri dari enam jenis sebagaimana berikut ini:
A. Komunikasi intrapersonal, yaitu komunikasi dengan diri sendiri, baik disadari maupun tidak
B. Komunikasi antarpribadi (interpersonal), yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Bentuk khusus dari komunikasi antar pribadi adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang saja.
C. Komunikasi Kelompck, yaitu sekumoulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sa:m:l lain l’ntuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka bagian dari kelompok tersebut.
D. Komunikasi Publik, yaitu komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak) yang tidak dikenal satu persatu.
E. Komunikasi Organisasi, komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi, yang bersifat informal dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok.
F. Komunikasi Massa, yaitu yang menggunakan media massa, baik cetak atau e!ektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen.
Jenis komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi antarpribadi.
2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi dan untuk kontak sosial. Melalui komunikasi kita tumbuh dan belajar, kita menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat, menemukan kasih sayang, bermusuhan, membenci orang lain, dan sebagainya.
Komunikasi tidak lain merupakan interaksi simbolik. Manusia dalam berkomunikasi lebih pada memanipulasi lambang-lambang dari berbagai benda. Semakin tinggi tingkat peradaban manusia semakin maju orientasi masyarakatnya terhadap lambang-lambang.
Liliweri (1997:13) dalam Tamsil (2005:8) menyebutkan beberapa ciri komunikasi antarpribadi, yaitu:
1. Arus pesan dua arah.
2. Konteks komunikasi adalah tatap muka.
3. Tingkat umpan balik yang tinggi.
4. Kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi.
5. Kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban.
6. Efek yang terjadi antara lain perubahan sikap.
Perlu juga sebelum mendefinisikan komunikasi antarpribadi kita harus memahami perbedaan komunikasi antarpribadi dan komunikasi non antarpribadi.
Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi pada data psikologis tentang efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi komunikan menyenangkan maka ia akan merasa bahwa komunikasinya telah berhasil.
Setiap berkomunikasi dengan orang lain kita secara tidak langsung membuat prediksi tentang efek dan prilaku komunikasinya. Menurut Miller ada tiga tingkatan analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu: tingkat kultural, tingkat sosiologis, dan tingkat psikologis.
Analisis pada tingkat kultural. Untuk itu kita seharusnya menyamakan pemahaman dulu tentang konsep kultur atau budaya. Budaya adalah akal budi manusia, yang pada analisis ini individu tersebut berusaha menyamakan persepsi pada tataran karya akal budi manusia yang terikat dalam bahasa, kebiasaan, norma sosial yang berlaku dimasyarakat tersebut, serta hal-hal mengenai penggolongan kultur tertentu terhadap sifat-sifat yang mengikutinya berdasarkan stereotype. Contoh: disuatu sore penulis bertemu pak Ujo yang sedang lari-lari kecil. Ia menyapa saya dengan hangat saat saya duduk dipinggir lapangan bola Universitas Hasanuddin Makassar. “Ghak lari dhe? Bhiar sehat. Yuu!!”. Persepsi awal penulis terhadap pak Ujo adalah orang suku Jawa, berdasarkan gaya bahasa dan penekanan kata.
Analisis pada tingkat sosiologis. Pada analisis ini individu untuk itu tingkat analisis ini lebih kepada generalisasi rangsangan berdasarkan kerangka pengalaman dan kerangka intelektual yang dihubungkan antara karakteristik objek pengamatan kepada kelompok sosial tertentu. Maksudnya, pada tahapan ini individu melakukan prediksi berdasarkan generalisasi masyarakat secara umum terhadap karakteristik objek pengamatan. Kecirian yang diikuti pemberian label menjadi jawaban dari penilaian sementara individu tersebut. Contoh: saat pak Ujo selesai menyapa, saya pun tersenyum, sebelum membalas sapaan pak Ujo saya mengamati karakteristik pak Ujo: berkepala botak, berkacamata yang mempunyai rantai, serta berperut melebar. Maka saya mengambil kesimpulan bahwa pak Ujo adalah seorang dosen sekelas profesor. “iye pak, lagi tidak enak badan ki saya pak” dengan tubuh sedikit membukuk dan senyuman yang disulap sedemikian rupa agar terlihat tulus.
Analisis pada tingkat psikologis. Apabila prediksi/prakira yang dibuat komunikator terhadap reaksi komunikan sebagai akibat menerima suatu pesan didasarkan atas analisis pengalaman individual yang unik dari komunikan, maka dapat diaktakan komunikator melakukan prediksi pada tataran psikologis.
Tiap indifidu mempunyai watak dan kepribadian yang tak sama dengan orang lain, karena ini merupakan hasil tempaan dan terbentuk berdasarkan pengalaman dimasa lalu. Apabila dua individu yang melakukan komunikasi bisa saling mengerti dan memahami kepribadian dan watak masing-masing, baru dapat dikatakan bahwa satu sama lain dalam berkomunikasi melakukan prediksi atas data psikologis. Selain itu, pada tataran ini kedua individu yang melakukan interaksipun telah mengalami pembiasan norma yang berlaku diantara mereka. Yang tadinya pada tataran kultural dan sosiologis kedua individu tersebut masih berinteraksi dengan menggunakan norma konvensional yang berlaku dimasyarakat, tetapi pada tataran psikologis individu yang beriteraksi menggunakan norma relational yang hanya dipahami oleh mereka berdua berdasarkan pengalaman dari pola dan kesepakatan mereka berdua.
Atas dasar uraian diatas, maka dapat dibedakan antara komunikasi antarpribadi dengan komunikasi non antarpribadi. Apabila prediksi mengenai hasil komunikasi didasarkan pada analisis tingkat atau tataran psikologis, maka pihak-pihak yang berkomunikasi terlibat dalam komunikasi antarpribadi, begitu pula sebaliknya.
Dari beberapa uraian diatas berdasarkan ciri dan perbedaan komunikasi antarpribadi dan non-antarpribadi maka penulis berusaha mencirikan komunikasi antarpribadi sebagai berikut:
1. Prediksi pada tataran psikologis
2. Konteks komunikasi adalah tatap muka
3. Terjadi pada ruang lingkup indifidu yang sempit(sedikit orang)
4. Norma yang berlaku cenderung relational
5. Arus pesan dua arah
6. Komunikasi antarpribadi adalah verbal dan non-verbal.
7. komunikasi antarpribadi saling mempengaruhi dan mengubah
Dari uraian serta rangkuman ciri dari komunikasi antarpribadi, penulis mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai sebuah interaksi tatap muka secara verbal dan non-verbal pada tataran psikologis antara individu yang satu dengan individu yang lain, yang memiliki norma relational berdasarkan kesepakatan individu-individu tersebut, dimana arus pesan terjadi dari dua arah secara aktif serta saling mempengaruhi dan mengubah satu sama lain.
Tatap muka, penulis memaknai pengertian yang diberikan Deddy Mulyana dalam bukunya penganta ilmu komunikasi sebagaimana tatap muka mempunyai sebuah efek lebih kepada indifidu yang melakuakan aktifitas kumunikasi. Serta lebih kepada penekanan analisa apa yang dikatakan dan bagaimana cara mengatakannya.
Verbal dan non verbal berangkat dari pemahaman bagaimana pesan itu dikemas, seperti komunikasi pada umumnya selalu mencakup dua unsur pokok; isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan, baik secara verbal(tersurat) maupun non verbal(tersirat).
Tataran psikologis yang dimaksud sepaham dengan penjabaran Miller dan Steinberg (1975) dalam Jurnal Komunikasi Antarpribadi Universitas Terbuka (hal 4), bahwa pada tataran psikologislah suatu komunikasi bisa dikatakan komunikasi antarpribadi.
Hubungan relational berangkat dari pendapat Milller dalam Rakhmat (2004:119):
Understanding the interpersonal communication process demands an understanding of the symbitic relationship between communication and relational development: comunication influences relational development , and in turn(simoultaneously), relational development influences the nature communication between parties to the relationship.
(memahami proses komunikasi interpersonal(antarpribadi) menuntut pemahaman hubungan simbiotis antara komunikasi dengan perkembangan relational: komunikasi mempengaruhi perkembangan relational, dan pada gilirannya(secara serentak), perkembangan relational mempengaruhi sifat komunikasi antar pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut).
Setelah kita memahami pengertian komunikasi antarpribadi, dalam perjalanannya antara komunikasi antarpribadi kepada sebuah konsep diri sebaiknya kita memberikan sedikit pemarapan tentang ciri komunikasi antarpribadi yang efektif menurut de Vito dalam Tamsil (2005:30) :
1. Keterbukaan (Opennes)
Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah dilakukan.
Kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.
2. Positif (Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
3. Kesamaan (Equality)
Keefektifan komunikasi antarpribadi juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya.
4. Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain.
5. Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan.s