Cari Blog Ini

Senin, 14 Mei 2012

komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi


komunikasi antarpribadi dan keterampilan komunikasi


KAP adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).
Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).
KIP Antara Dua Orang adalah komunikasi dari seseorang ke orang lain, dua arah interaksi verbal dan nonverbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan perasaan.
KIP Antara Tiga Orang/ lebih, menyangkut komunikasi dari orang ke beberapa oarng lain (kelompok kecil). Masing-masing anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama dan/atau bekerja untuk suatu tujuan.
KAP merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang.
Menurut Kumar (2000: 121-122), lima ciri efektifitas KAP sebagai berikut:
    Keterbukaan (openess).
    Empati (empathy).
    Dukungan (supportiveness).
    Rasa positif (positiveness).
    Kesetaraan (equality).
Feedback yang diperoleh dalam KAP berupa feedback positif, negatif dan netral. Prinsip mendasar dalam komunikasi manusia berupa penerusan gagasan.
David Berlo (1997:172) mengembangkan konsep empati menjadi teori komunikasi. Empat tingkat ketergantungan komunikasi adalah:
Peserta komunikasi memilih pasangan sesuai dirinya.
Tanggapan yang diharapkan berupa umpan balik.
Individu mempunyai kemampuan untuk menanggapi, mengantisipasi bagaimana merespon informasi, serta mengembangkan harapan-harapan tingkah laku partisipan komunikasi.
Terjadi pergantian peran untuk mencapai kesamaan pengalaman dalam perilaku empati.
Keterampilan komunikasi dalam konteks komunikasi antarpribadi, pada dasarnya mencakup 4 aspek, yaitu :
1.   Keterampilan Berbicara
Kita dapat merumuskan bahwa berbicara adalah menyampaikan pikiran, perasaan atau pendapat pada lawan komunikasi secara lisan. Oleh karena menyampaikan pesan secara lisan maka bisa juga dinamakan sebagai komunikasi oral/lisan. Tentu setiap orang memiliki tujuan masing-masing saat berbicara pada orang lain. Tujuan saat berbicara pada orang lain untuk mempengaruhi atau meneguhkan sikap, pendapat, dan perilaku orang lain. Dengan demikian, kita bisa menambahkan pada rumusan tadi dengan tujuan berbicara sehingga dirumuskan menjadi penyampaian pikiran, perasaan atau pendapat secara lisan pada lawan komunikasi dengan tujuan tertentu.
2. Keterampilan Menulis
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang menyimak ini, ada baiknya kita merumuskan dulu apa yang dimaksud dengan menyimak (llistening). Kita harus membedakan menyimak atau mendengarkan dengan mendengar. Mendengar hanya menangkap suara yang masuk ke dalam gendang telinga. Kita mendengar berbagai bunyi-bunyian ketika kita masuk ke mal atau pasar malam. Tapi, kita tidak mendengarkan bunyi-bunyian tersebut karena mendengarkan atau menyimak lebih dari sekedar menangkap suara dengan gendang telinga tetapi juga memperhatikan dengan penuh konsentrasi, menganalisis, mencerna dan merangkai makna bunyi-bunyian yang membentuk makna tersebut. Dengan demikian, menyimak berarti bukan hanya proses fisik yang melibatkan gendang telinga melainkan melibatkan segenap diri kita yang membuat kita konsentrasi,menganalisis, mencerna, merangkai makna dan menyimpulkan apa yang dikatakan orang lain.
3. Keterampillan Membaca
membaca merupakan kegiatan komunikasi manusia yang cukup penting. Setelah peradaban manusia mengenai huruf untuk menyampaikan pikiran, perasaan atau pendapat maka membaca merupakan kemampuan dasar yang mesti dimiliki manusia. Adanya program pemberantasan buta huruf di berbagai negara di dunia ditunjukkan pentingnya kemampuan membaca untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. oleh karena berbagai kegiatan manusia kini tidak bisa dilepaskan dari membaca ini. Termasuk, ketika kita ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan maka membaca merupakan salah satu sarananya.
            Membaca bukan hanya dilakukan pada taraf komunikasi massa, seperti membaca koran dan majalah atau running text di layar televisi tetapi juga dalam taraf komunikasi antarpribadi seperti membaca surat dan SMS. Kita hidup pada zaman di mana banyak komunikasi antarpribadi dilakukan melalui membaca. Orang yang buta aksara tentu tidak akan mampu saling berkirim SMS atau chatting. Hal tersebut menunjukkan betapa membaca pun merupakan bagian penting dari komunikasi antarpribadi sekarang ini.
4. Keterampilan Menulis
Sebagai pasangan keterampilan membaca tentulah keterampilan menulis. Kita membaca karena ada yang menulis dan begitu juga sebaliknya kita menulis karena ada yang akan membaca. siapa yang membaca akan menentukan bagaimana kita menulis. Apabila kita melakukan komunikasi interpribadi maka kita menulisnya terkadang dengan menggunakan sandi-sandi tertentu sehingga makna tulisan itu hanya diri kita sendirilah yang memahaminya. Apabila komunikasinya antarpribadi dan bersifat “rahasia” sering kali digunakan kata-kata tertentu yang maknanya hanya bisa dipahami oleh orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi itu.
            Menyampaikan pikiran atau perasaan secara tertulis dalam komunikasi antarpribadi seperti diuraikan saat kita membahas keterampilan membaca tadi, sudah merupakan tuntutan. Mobilitas sosial yang tinggi dan tersedianya teknologi komunikasi memungkinkan komunikasi antarpribadi dilakukan dengan menggunakan pesan tertulis. Kini manusia dengan mudah bergerak dari satu tempat ke tempat lain di dunia ini dan adanya handphone membuat orang mudah berkomunikasi, termasuk komunikasi antarpribadi, dengan saling berkirim SMS misalnya.
            Salah satu hal yang perlu kita pertimbangkan dengan baik saat menulis adalah siapa yang akan membacanya. Ini bisa kita ibaratkan dengan kita berbicara. Pada saat kita berbicara pada anak kecil, kita hendak mencadel-cadelkan diri. Cara berbicara seperti itu tentu saja tidak kita lakukan saat kita berbicara dengan orang tua atay seorang remaja. Artinya, komunikasi yang kita lakukan akan bergantung pada siapa lawan komunikasi kita. Prinsip ini juga digunakan dalam komunikasi tertulis.

sumber :  www.lusa.web.id › Komunikasi dan Konseling
                buku Universitas Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar